Kamis, 14 Juni 2012

إشتدّ القلب


إشتدّ القلب

هذا إشتدّ قياما متوطّر
لا هشّ,ولو ألف الأشواك يطعنني
الدّفعة التتبسّمي بالفرحة
خلص الوقت لأفارقها

Senin, 04 Juni 2012

الإلتقاء الإشتاق


الإلتقاء الإشتاق

الإلتقاء الإشتاق
يلعن الجفاف
الحريف
النّحيف
المشلول

و في كلّ التكتكة النّظرة عين
هي حبّة الفصوص الّذي المفلوك الهواء

أطلب وجهك شيئا قليلا فقد
لكي لا أحتاج على الإلتقاء الإشتاق بك,يا نديا

حبّي إليك
التوهّج النّار في البارد الواحد



الظّهر عسليِ


الظّهر عسليِ

يحطّ قلبي
في الظّهر عسل
طرق الفؤادي
ينظّم إلهي

ينظّم الأشعار العسل
يبرّد النّفس
حينما أسمع و حياتي
بوضوح إلهي,ببسّم القلب

أعرف,إنجرف الشّعوري
يحمّل هيام,لا يشعّرني
عند الزّهور
يخطّر النّفسي

سأسكّب الشّعور القادم
يلوس الشّروق الشّمس
وسأحرّق الكلمة المحبّتي
أنا أحبّ إليك

Selasa, 29 Mei 2012

Sepucuk surat mawar untukmu


Sepucuk surat mawar untukmu

Ketika kau menari-nari di hadapanku
Serasa aku berjalan di atas duri-duri cemburu
Aku tak tahu, kenapa rasa ini tumbuh di benakku
Yang selalu melekat erat di qolbu

Rasa ini telah tumbuh di hatiku sejak silam yang lalu
Hingga saat ini pun masih terikat bersamaku
Aku malu, ketika aku ingin mengajak kau bertemu
Kau selalu berpaling dariku, berpaling semu, selalu begitu

Kenapa aku selalu terbayang wajahmu
Selalu hadir di siang malamku
Padahal aku selalu tersakiti dengan tingkah lakumu
Dan aku pun tak tau, bagaimana perasaanmu padaku

Sudah lama aku terdiam, membisu
Memendam perasaan yang terus menumbuh
Sudah lama tak berdaya tubuh ini untuk mengungkapkan sebuah       kata
Sebuah kata yang membuat bibir beku untuk cerita

Mungkin dari sebuah syair ini bisa mewakili
Dari perasaan cinta yang penuh di hati
Dan ku ucapkan beribu kata maaf untukmu
Karena raga ini tak bisa bertemu
Bukan karena malu tuk mengungkapkan kepadamu
Tapi aku sadar atas kesibukanmu
Dan ku ucapkan beribu kata maaf lagi
Karena kelancangan hati yang mencintai

Rabu, 23 Mei 2012

Jerami malam

Jerami malam

Malam mulai gelap gulita
Angin mulai kencang menerpa
Bumi mulai goncang neraka
Petir mulai menyambar menara

Burung-burung tak berkicau lagi
Menemani kelamnya mentari
Bulan tak bersinar kembali
Menjatuhkan duri di atas bumi

Pelangiku kusam
Bungaku layu
Bulan mulai redup
Puzzleku hilang
Bintang-bintang tak gemerlapan lagi
Warna-warnaku telah luntur
Bidadariku telah pergi jauh di sana
Maduku tlah busuk

Aku tak punya apa-apa lagi
Semuanya telah pergi
Aku di tinggal sendiri
Akan kepastian yang tak pasti